Kabar akan bergabungnya 2 perusahaan transportasi online di Indonesia ini memang sudah lama terdengar, terutama di kalangan para driver online sendiri. Penggabungan atau merger kedua perusahaan startup terbesar di Asia Tenggara ini hampir mencapai kesepakatan, masih ada beberapa hal dalam perjanjian yang perlu dinegosiasikan.
Dikutip dari Bloomberg, Rabu (2/12/2020), masing - masing petinggi perusahaan ini masih mengerjakan detail akhir kesepakatan penggabungan. Partisipasi seorang Masayosi dari SoftBank Group Corp, sebagai investor utama Grab, membuat kemungkinan merger antara Grab dan Gojek semakin besar.
Di bawah sebuah struktur, Anthony Tan sebagai salah satu pendiri Grab akan menjadi CEO dari entitas gabungan tersebut, sedangkan eksekutif Gojek akan menjalankan bisnis gabungan baru di Indonesia dengan brand Gojek.
Sejak kunjungan Son pada pada bulan Januari, SoftBank memang sudah mendorong kedua perusahaan ini untuk bergabung. Penggabungan bertujuan agar bisa menciptakan satu perusahaan yang kuat di Asia Tenggara, serta mengurangi pengeluaran.
Gojek memiliki nilai USD 10 miliar telah hadir di Indonesia, Singapura, Filipina, Thailand dan Vietnam. Sedangkan Grab hadir di 8 Negara di Asia Tenggara dengan nilai USD 14 Miliar.
Namun, persaingan antara Gojek dan Grab membuat merger sulit dilakukan. Petinggi dari masing - masing perusahaan yang masih egois membuat negoisasi masih alot dan menemui jalan buntu.
Kemajuan dari Sea LTD yang sangat pesat menjadi inspirasi bagi perushaan internet lokal. Sea muncul pada tahun 2017 mengumpulkan USD 720 juta dari investor, dan saat ini sudah memiliki nilai pasar hingga USD 88 Miliar.
Dompet elektronik dari perusahaan Sea, ShopeePay, telah memperoleh pangsa pasar dengan cepat, dibantu oleh popularitas platform e-niaga Sea Shopee yang semakin meningkat. Hal itu, pada gilirannya menantang para pemimpin pasar GoPay dan OVO yang didukung Grab di Indonesia.
"Orang-orang sekarang melihat bahwa pasar publik adalah alternatif yang layak bagi perusahaan internet di Asia Tenggara," kata Sipahimalani, yang perusahaannya menjadi salah satu investor Gojek.
Dia menolak mengomentari kesepakatan Grab-Gojek, dia menambahkan bahwa perusahaan investasi milik negara Singapura tidak ikut serta dalam negosiasi.
Hingga saat ini belum ada pernyataan resmi mengenai kepastian merger dari kedua perusahaan ini, baik dari Gojek, Grab maupun SoftBank.